Saham Asia Dibuka Bervariasi Menyusul Komentar Ketua Fed Terkait Suku Bunga
Author : Rifan Financindo Berjangka in Berita
Saham Asia Pasifik dibuka bervariasi pada Selasa (16/7) karena para pedagang di Asia bereaksi terhadap komentar Ketua Federal Reserve Jerome Powell bahwa bank sentral tidak akan menunggu hingga inflasi mencapai 2% untuk nantinya akan memangkas suku bunga.
Jerome Powell mengindikasikan bahwa bank sentral mencari "keyakinan yang tinggi" bahwa inflasi akan turun ke level 2%, dengan mengutip "jeda panjang dan bervariasi" dalam efek kebijakan.
Komentarnya dikombinasikan dengan spekulasi investor bahwa upaya pembunuhan calon presiden dari Partai Republik Donald Trump yang gagal akan menghasilkan keuntungan besar bagi partai tersebut dan kebijakan fiskal yang lebih bersahabat mendorong Dow Jones Industrial Average ditutup pada level tertinggi baru.
Indeks Dow blue-chip juga menyentuh level tertinggi intraday baru, naik 0,53% hingga ditutup pada 40.211,72. Demikian pula, S&P 500 naik 0,28% menjadi 5.631,22, sementara Nasdaq Composite naik 0,4% hingga ditutup pada 18.472,57. Indeks S&P/ASX 200 Australia turun 0,12% pada pembukaannya, mundur dari penutupan tertinggi indeks sepanjang masa pada hari Senin.
Sementara indeks Nikkei 225 Jepang melanjutkan perdagangan setelah hari liburnya, dengan Nikkei 225 naik 0,25% dan indeks Topix naik 0,35%.
Indeks Kospi Korea Selatan naik tipis, sementara Kosdaq berayun ke arah yang berlawanan dan turun 0,48%.
Indeks berjangka Hang Seng Hong Kong berada pada level 17.880, lebih rendah dari penutupan terakhir HSI di level 18.015,94.
Investor terus mencari perkembangan dari Sidang Pleno Ketiga Tiongkok, di mana tingkat utang pemerintah daerah yang tinggi dan dorongan untuk manufaktur canggih akan menjadi agenda.
Di tempat lain, investor negara Singapura Temasek mengumumkan rencana untuk berinvestasi hingga $10 miliar di India selama tiga tahun di industri jasa keuangan dan perawatan kesehatan negara tersebut. Hingga bulan Maret, perusahaan tersebut telah memiliki 7% investasi di negara Asia Selatan tersebut.(yds)
Sumber: CNBC