Market Review, Jumat 22 Maret 2024
Author : Rifan Financindo Berjangka in Berita
Nikkei
Ekuitas Jepang naik untuk hari kedua dengan indeks Nikkei 225 ditutup pada rekor tertinggi baru karena saham eksportir naik setelah data ekonomi AS yang solid mengangkat saham-saham di Wall Street dan yen tetap melemah terhadap dolar.
Indeks Nikkei menguat 0,2% ke level 40.888,43 pada penutupan pasar waktu Tokyo hari Jumat (22/3).
Indeks Topix naik 0,6% di level 2.813,22, hanya berjarak 2,5% dari level tertinggi sepanjang masa, melampaui rekornya pada bulan Desember 1989.
Produsen mobil memberikan dorongan terbesar kepada indeks Topix karena yen menyentuh level terendah baru dalam empat bulan di 151,86 terhadap dolar setelah melemah selama delapan hari perdagangan berturut-turut. Dari 2.149 saham dalam indeks tersebut, 1.327 saham menguat dan 721 saham melemah, sedangkan 101 saham stagnan.
Hang Seng
Saham-saham Hong Kong berakhir dengan kerugian besar pada Jumat (22/3) karena perusahaan-perusahaan teknologi anjlok setelah seorang pejabat AS mengatakan produsen chip besar Tiongkok "berpotensi" melanggar hukum Amerika dengan membuat prosesor untuk raksasa telekomunikasi Huawei yang terkena sanksi.
Indeks Hang Seng merosot 2,16 persen atau 363,63 poin menjadi 16.499,47.
Indeks Harga Saham Gabungan Shanghai melemah 0,95 persen atau 29,08 poin menjadi 3.048,03, sedangkan Indeks Harga Saham Gabungan Shenzhen di bursa kedua Tiongkok turun 1,22 persen atau 22,01 poin menjadi 1.782,30.
Emas
Harga emas turun dari rekor tertingginya pada hari Jumat (22/3) karena dolar naik ke level tertinggi dalam sebulan.
Emas untuk pengiriman Juni ditutup turun US$24,90 menjadi US$2,181.60 per ons, sehari setelah ditutup di atas angka US$2,000 untuk pertama kalinya.
Harga logam didukung oleh ekspektasi penurunan suku bunga setelah Federal Reserve minggu ini memperkirakan penurunan suku bunga sebesar 75 basis poin tahun ini, bahkan ketika suku bunga acuannya dipertahankan pada level tertinggi dalam 23 tahun.
"Ekspektasi bank sentral mulai memangkas suku bunga akhir tahun ini akan terus mendukung emas," kata Saxo Bank.
Indeks dolar ICE terakhir terlihat naik 1,01 poin menjadi 104,45, tertinggi sejak 14 Februari, membuat emas lebih mahal bagi pembeli internasional.
Minyak
Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) ditutup lebih rendah pada hari Jumat (22/3), turun untuk hari ketiga karena dolar naik ke level tertinggi dalam lebih dari sebulan.
Minyak mentah WTI untuk pengiriman Mei ditutup turun US$0,44 menjadi US$80,63 per barel, sedangkan minyak mentah Brent untuk pengiriman Mei, yang menjadi patokan global, ditutup turun US$0,35 menjadi US$85,43.
Kenaikan dolar membatasi harga karena indeks dolar ICE mencapai level tertinggi dalam sebulan menyusul keputusan Federal Reserve minggu ini untuk mempertahankan suku bunga pada level tertinggi dalam 23 tahun dan memperkirakan pemotongan sebesar 75 basis poin pada tahun ini. Indeks terakhir terlihat naik 1,01 poin menjadi 104,44, tertinggi sejak 14 Februari.
"Harga minyak mentah berada di bawah tekanan karena penguatan dolar, namun minyak mentah Brent tetap di atas $85/brl karena prospek suku bunga dan kekhawatiran terbatasnya pasokan terus mendukung harga," kata Saxo Bank.
Namun, pasokan masih terbatas karena pengurangan produksi sukarela dari anggota OPEC+ sebesar 2,2 juta barel per hari yang dijadwalkan berakhir pada akhir Juni, meskipun pengurangan tersebut dapat diperpanjang hingga akhir tahun.